Biarkan Kebaikan Tetap Jadi Kebaikan

30 July 2011

Setiap kita diajarkan oleh agama adalah untuk berbuat baik, tapi lebih tepatnya berbuat benar, karena yang baik belom tentu benar dan yang benar belum tentu baik.

Namun tak semua kita dapat menerima kebaikan sebagai kebaikan, karena pikiran kita telah tercemar oleh dosa sehingga kadang kebaikan kita artikan sebagai ada niat terselubung, tetapi ada juga kebaikan yang digunakan untuk menyelubungi (alias kebaikan yang pura-pura). Nah untuk kasus yang seperti ini sebaiknya yang terlalu cepat mencurigai tetapi jangan juga terlalu naif menerima, tetapi berhati-hatilah dan tetap waspada.

Pernah temanku berkata,
aku merasa sia-sia melakukan kebaikan kepada dia, karena ternyata dia menyalahgunakan kebaikanku, dia mensia-siakan kebaikanku, dan akhirnya aku merasa seperti orang bodoh, kok mau-maunya berbuat baik kepada orang seperti itu.

Aku sih bilang,
sebenarnya tidak ada kebaikan yang sia-sia, karena apapun yang kita lakukan ke orang lain, sebenarnya adalah kita melakukan untuk diri kita, maksudnya jika kita melakukan kebaikan kepada orang lain sekalipun orang lain itu memanfaatkan atau tidak menghargai kebaikan kita, suatu saat kita akan mendapat perlakukan baik atau kebaikan dari orang lain atau dari orang yang sama, atau lebih tepatnya apa yang kita lakukan itu juga yang kita terima.


Jika bercermin dari hal itu , maka bisa dikatakan bahwa jangan jemu berbuat baik, jangan capek berbuat baik, jangan berhenti berbuat baik, karena kelak kita akan menerima kebaikan bahkan berlipat (itulah anugrah).

Namun jika Kita menganggap kebaikan orang sebagai niat yang terselubung, dan jika kenyataan itu adalah benar-benar kebaikan, maka kita telah berbuat dosa (sekalipun hanya dalam hati).

Tetapi jika Ada diantara kita memakai kebaikan sebagai kedok/topeng untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, maka kita telah melakukan dosa.

Soal dosa itu telah menjadi urusan kita dengan Tuhan.

Intinya di sini adalah, biarlah kebaikan tetap menjadi kebaikan sebagaimana hakikat kebaikan itu sendiri
Dan biarlah kebenaran adalah kebenaran dan tetap menjadi kebenaran sebagaimana hakikat kebenaran itu sendiri.

Dan di atas segalanya Allah tahu apa yang kita perbuat.
Post Comment
Post a Comment

Auto Post Signature