Fashion Mood di Grind n Pull Makassar | Maheswara Batik Berbahan Tenun Troso Jepara

25 November 2019

Foto by : Fadly & Faisal Ramli
taken by Fujifilm X-T10 and Sony A7 Mark II

Talkshow Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bersama Pegiat Media Sosial Cegah Narkoba

Salam semua,
ini kenapa saya bisa hadir di acara talkshow BNN ini ? lebih tepatnya kenapa mau? kan bukan niche blog saya, atau kenapa bisa tertarik? hehehe,
karena beberapa waktu belakangan ini, saya sering ditinggal tugas sama suami untuk ngurusin tentang penangkapan barang ilegal yang kebanyakan adalah berbagai jenis narkoba yang disalahgunakan.

Setiap tanya ke suami, ada apa lagi kali ini? biasanya kan ya rokok yang tidak berpita cukai, dan belakangan ini hampir sama jawabannya tentang narkoba terus. Narkoba yang masuk lewat jalur pelabuhan dan bandara yang dimana bagian tugas suami adalah memproteksi hal itu.

Kadang kalau saya pikir, ternyata kok ya banyak banget ya yang sering bawa ke Makassar? Dan gak tanggung-tanggung gitu, selalu ada, meskipun udah digagalkan penyelundupannya.

Dan kehadiran saya di acara talkshow yang diadakan BNN Provinsi Sul-sel ini seolah mengkonfirmasi kebenaran tentang banyaknya selundupan narkoba yang masuk ke provinsi sulsel tercinta ini.

Berlokasi di Hotel Grand Maleo jl Pelita Raya, kota Makassar, saya hadir bersama teman-teman pegiat media sosial lainnya yang ada di Makassar yang diundang oleh pihak BNN.

BNN dalam hal ini sudah mendekatkan diri ke para netizen, yang artinya BNN paham kekuatan sebuah media sosial yang penyebaran infonya sangat luas dan cepat.

Saat sampai di tujuan, saya diminta registrasi dan diberikan kertas survey untuk diisi, kemudian disuruh makan siang dulu, heheh baru datang disuruh makan dulu, pas lagi lapar-laparnya memang jam makan kan ya. Ternyata di ruang makan sudah hadir beberapa teman blogger, dan beberapa selebgram dan konten kreatir video instagram, sampai penyanyi cover yang hits di Makassar juga hadir.

Setelah saling sapa dan makan siang, saya sempat membaca lembaran kertas survey, isinya sih pertanyaan tentang tau tidaknya kita terhadap dampak penyalahhunaan narkoba. Yang harus dijawab dengan Setuju atau tidak setuju. Kira-kira pembahan bentar berat gak ya?
baca terus tulisna ini hueheuheueh...
 Saat masuk keruangan, kurang lebih audience itu sebanyak 50 orang, selain pegiat media sosial, ternyata ada juga duta dutaan gitu yang hadir.

Pembicara di talkshow ini adalah Bapak Ketua BNN provinsi Sulawesi Selatan, Brigjend Pol DRS Idris Kadir, SH. yang langsung menyapa kami dengan memberikan data akurat tentang pengguna penyalahgunaan narkoba di sulawesi selatan ini.

Yup langsung dikasih data loh, dan kaget juga pas dikasih tau kalau ternyata Sulawesi Selatan ini menempati posisi ke 7 (10 besar) penyalahgunaan tertinggi di seluruh Indonesia. Miris banget ya.

Dan awalnya tuh sejak tahun 2015 sulsel menduduki peringkat 9,. ke tahun 2019 ini , its mean sekarang, jaman now, malah ke posisi nomor 7, meningkat banget dan bisa dibilang , sulsel tuh darurat narkoba.

Karena kalau dibandingin dengan jumlah tangkapan baik oleh BNN yang bekerjasama dengan pihak lain, termasuk beacukai, kantor suami, ataupun Kepolisian, terbilang cukup banyak. Itu dibuktikan dengan jumlah tahanan yang mendekam di Rutan dan Lapas di Sulsel.

Penyalahgunaan Narkoba Menjangkit Seluruh Strata Lapisan Masyarakat.

Yang sangat amat disayangkan, penyalahgunaan narkoba ini sudah sampai ke tingkat lapisan masyarakat bagian bawah, yang pengagguran, malah sering kedapatan menyalahgunakan narkoba. Pelajar SMP, SMA, sampai mahasiswa ikut menyalahgunakan narkoba, dan yang memprihatinkan kelompok pekerja juga banyak yang menyalahgunakan narkoba.

Menurut data yang diperlihatkan, proses pengedaran atau penyelundupan narkoba itu terbanyak melalui jalur laut, proteksi pelabuhan harus makin ditingkatkan, jadinya BNN mencanangkan kerja system join operation bersama bagian-bagian pemerintahan lainnya, seperti BPOM, Beacukai, dan Kepolisian. 

Sampai sini pembahasan masih seserius itu, karena memang narkoba ini hal yang harus diseriusin diberantah, atau dicegah.

Masuk ke pembicara kedua, ada Bapak Ishak Iskandar, SKM.,M.Kes selaku Kabid P2M BNNP SulSel. Lebih menekankan ke cara pencegahannya. Sebagaimana kita ketahui bersama pentingnya edukasi dini mengenai dampak dan bahaya narkoba.

Akan banyak sekali kerugian sosial yang kita alami kalau penyalahgunaan narkoba ini terus bertambah, ini bukan tentang diri sendiri yang kadang kala kalau ngeliat berita tentang narkoba kita sering nyelutuk "Ah, saya gak mungkin pakai kok," kemudian cuek dengan sekitarnya. Padahal kita juga harus ikut turn mengedukasi semua lapisan masyarakat yang ada di sekitar kita.

Bapak Ishak ini lebih menekankan tentang informasi dan edukasi mengenai kerugaian dan dampak narkoba di lingkungan sosial, cara pencegahannya dengan terus menerus melempar edukasi.

Untuk langkah awal yang BNN terapkan adalah dengan cara membuat media sosial dan website yang bisa di akses seluruh lapisan masyarakat. Makanya BNN ini mengundang selueurh pegiat media sosial yang ada di Makassar untuk membuat dan menyebarkan informasi edukasi tentang pencegahan narkoba.

Di media sosial yang BNN punya, sudah dilahirkan yang namanya #SobatCegah, tapi Bapak Ishak merasa kalau masyarakat masih minim untuk melirik konten mereka, jadi suatu langkah yang tepat aja menurutnya kalau mengajak selebgram, influencer, blogger, jurnalis, admin info, dan para konten kreator untuk bersatu membuat sebuah konten positif tentang cegah narkoba.
Seperti yang dibilang tadi, BNN sudah menyadari tentang kekuatan media sosial, semua informasi bisa diakses lewat satu genggaman, yaitu smartphone. Besar sekali keinginan pihak BNN untuk mengajak para pegiat media sosial untuk mengkampanyekan tentang cegah narkoba.

Karena BNN tau kalau sekarang tuh jamannya milenial, jadi memang butuh para milenial untuk berdiskusi bersama dan mengajak kerjasama untuk saling bersinergi dalam kampanye cegah narkoba.

Nah, tentang milenial jaman now, hadir juga salah satu konten kreator yang cukup beken namanya di kota Makassar yang dimana kontennya selalu berisi sebuah kritikan terhadap fenomena kehidupan yang terjadi di tengah masyarakat kota Makassar.

Adalah Rijal Djamal, yang saya kenal sebagai suporter loyal PSM karena sudah  menciptakan lagu pantun untuk PSM yang viral di seluruh kalangan. Ya saya kenalnya karena itu, dan tau juga karena beberapa circle pertemanan saya, ada yang tertambat di circle pertemanannya, ah Makassar mah kecil ya heuheueheheuhe. Sebut saja, temannya teman, EH :p

Padahal sih aslinya beliau itu seorang motivator organisasi, tapi actor juga sih, direktur juga gitu, yang jelas dia konten kreator lah :D

Nah saat kak Rijal ini yang speech, baru deh suasana yang agak serius tadi karena data-data, berubah cair karena kata-kata. Kerennya lagi, kak Rijal memulai perkenalan dirinya dengan sapaan ala pantun.

"Tak kenal maka tak sayang
tak menari jika tak berpita
tak sudi saya kemari, kalau bukan karena cinta.
Perkenalkan nama saya Rijal Djamal
Makassar Kolaka dan Bone saya berasal
logat bugis masih kental, cita-cita ikhlas beramal
karena berat menjadi orang yang terkenal.
banyak yang kira saya mirip ustads maulana, Duta, bahkan mirip AL
makanya gadis-gadis milenial banyak berkhayal mau dinikahi secara massal
karena saya tidak punya modal, akad nikahnya di masjid istiqlal
jangan lupa pilih pemimpin yang bisa turunkan uang panaik agar tidak mahal..."

kira-kira begitu perkenalannya, panjang ya dan menarik serta mencairkan suasana banget hahaha. Yang tadinya semuanya pada serius kayak di foto candid ini, berubah jadi ngakak, ketawa dan senyum-senyum, audience pun riuh.

Langsung deh moderator bilang "Yang hadir semua di sini adalah entertainer pak Jendral, jadi memang lebih cocok suasananya seperti ini, dibandingkan suasana awal tadi, ehhehe"

Moderator menekankan lagi kalau memang talkshow ini akan berjalan secara have fun, sebagaimana kita biasanya berkarya dengan fun tanpa beban.

Jadi posisi Kak Rijal Djamal di sini adalah sebagai speaker sebagai perwakilan mileniar kreator yang ada di Kota Makassar. Mengajak berdiskusi juga dan menceritakan tentang giatnya untuk mencegah narkoba ke generasi milenial di sekitarnya.


Setiap Konten Itu Ada Pasarnya Masing-Masing

Pegiat media sosial sekarang sudah banyak aliran, ada yang kontennya untuk hiburan dan ada yang memang untuk edukasi literasi. Followernya pun beda-beda rating usianya. Kalau Rijal Djamal sendiri followernya rata-rata usia 25 tahun ke atas. Berbeda dengan Muisceska seorang komika yang followernya remaja belasan tahun, berbeda pula dengan para ibu-ibu blogger inih hehehe. Semua ada wilayahnya masing-masing. Jadi punya cara berbeda pula dalam menyampaikan suatu pesan di sosial medianya.

Untuk itu Rijal Djamal berpesan ke seluruh pegiat media sosial, untuk menjadikan sosial media sebagai peluru, sebagai alat untuk bertempur dengan para pengedar narkoba yang tanpa pandang bulu menyebarkan narkoba untuk disalahgunakan.

 Tidak Ada Alasan Untuk Menyalahgunakan Narkoba

Kebanyakan alasan menyalahgunakan narkoba itu karena sebagai dopping, sebagai obat anti lelah, obat percaya diri, dan obat capek untuk kebanyakan entertainer di negara kita ini. Tapi hal itu dibantah Rijal Djamal, karena kalau kita kreatif dan ingin percaya diri, cukup mencari sumber penyemangat kita saja. 

Memang sih kalau diliat kan ya rata-rata yang sering muncul di pemberitaan pecandu narkoba kebanyakan artis, yang demi mengejar karir nya tanpa henti, harus menjadikan narkoba sebagai doppingnya. 

Padahal sumber penyemangat terpenting itu ada dalam KELUARGA. Yup peran serta keluarga sangat penting, saya yang sebagai ibu rumah tangga sedikit disentil dengan ucapan Pak Idris, "Ibu di rumah kebanyakan menelantarkan anaknya secara halus, jarang mengetahui tingkah laku anaknya karena kurang komunikasi, yang disebabkan sibuk dengan dunianya sendiri..." 

Uh jangan sampai deh ya,
semoga semua anak-anak dilindungi dan dijauhkan dari Narkoba. 

Oh iya sebagai informasi juga, kalau BNN mengumumkan, siapapun pecandu yang datang melapor langsung ke BNN, tidak akan di proses hukum, dan langsung akan dimasukkan rehabilitasi.

Jadi sebaiknya kalau ada keluarga yang sudah terjerat penyalahgunaan narkoba, sebaiknya langsung jujur saja untuk segera di rehabilitasi sebelum menjadi makin parah. Seperti cerita Pak Idris, hanya karena malu dantakut di proses hukum, seorang pecandu didiamkan saja, bahkan keluarganya pun tidak melaporkan, ya karena malu tadi. 
Jadi, sebagai closing statement, Mari kita bantu BNN untuk mengkampanyekan CEGAH NARKOBA ini lewat media sosial kita masing-masing, karena dengan kita membuat konten cegah narkoba, itu sudah menjadi senjata untuk mencegah narkoba di berbagai kalangan dan di seluruh lapisan masyarakat.  
Dan ingat, bahwa pencegahan paling pertama dan yang utama adalah lingkungan keluarga. 
sampai jumpa di postingan selanjutnya
kalau kalian ingin mengkaji lebih detail 
mengenai kampanye cegah narkoba
silahkan bisa ke instagramnya

Auto Post Signature