Mama Entrepeneur Harus Switchable Dong!

05 December 2016
Siang hari, usai memberi makan duozam, anak-anak saya. Segera saya berpakaian untuk siap-siap ke suatu tempat.
Handphone saya berdering.
"Haloo Qiah, kamu sudah dimana? ini kita mau briefing untuk konten talkshow sebentar..."
Terdengar suara Mbak Ika, branch manager salah satu merk smartphone ternama. Yang pada hari itu saya diundang sebagai blogger dan aktifitis hijab community Makaasar untuk mengisi acara di panggung booth pamerannya. 

Saya yang baru saja selesai berpakaian menjawab, "Oh, I.. iya Mbak ini sudah prepare kok..."
"Kira-kira nyampai di atrium jam berapa?"
"Jam dua Mbak, InsyaAllah."
Suara Mbak Ika masih datar, "Jam dua? Ditungguin ya, soalnya mau briefing dulu untuk jahit konten kita dengan konten kamu nanti"
"Siap Mbak Ika, Aku secepatnya ini kesana..."
"Oke yooo, daagh..." Telepon ditutup.
Baru selesai berpakaian bukan berarti saya sudah langsung naik ke mobil, dan on the way menuju lokasi. Belum! Saya masih harus mengurus duozam. Tas perlengkapannya yang berisi susu, popok, tissue basah, minyak angin, kaos kaki, baju ganti, topi, jaket, dan cemilannya. Berikutnya saya mempersiapkan tas laptop, kamera, kabel data, hardisck, dan perangkat kerja saya yang lainnya. Barulah saya bisa naik ke mobil. Itupun belum on the way menuju lokasi event, tapi on the way menuju rumah nenek duozam, Ummi saya. Ya nitip anak-anak dulu, hehehe.

Sampai di rumah Ummi, saya bunyikan klakson, keluarlah Papa berlari kecil menjemput cucunya di mobil. "Apa mi itu isi tasmu? besar skali!" Tanya Papa ketika melihat tas ransel di jok belakang.
"Kamera sama laptop dua. Mau talkshow sebentar, pakai slideshow" Jawbaku. Sebenarnya papa sudah tau kok tas ransel itu berisi perlengkapan perangkat kerja saya, tapi tetap saja bertanya sambil geleng-geleng kepala.

Setelah mengantar duozam ke rumah neneknya, saya pun akhrinya meluncur. Jarak antara lokasi acara, Atrium mall panakkukang dan rumah Ummi saya, kurang lebih sekitar 50 menit. Diperjalanan, Mbak Ika sudah menelpon dan nge-whatsapp, mempertegas kalau dia sudah terlalu lama menunggu. Booth sudah ramai, panggung belum ada yang isi karena menunggu saya, tampil pertama sebagai selebrasi pembuka pameran. Sementara itu saya juga harus menghubungi model muslimah dari lembaga kursus yang saya buat, Maysa. 5 orang diantara mereka juga sudah seharusnya ada di Atrium Mall Panakkukang untuk membantu saya mempresentasekan tentang Maysa Course. Dan sisanya, 15 orang ada event juga di Anjungan losari dan EO nya di sana belum melihat satu pun tim dari Maysa datang. Saya yang bertanggung jawab atas mobilisasi mereka. 

Sampai di Atrium, Syukurlah saya sudah bertemu dengan 5 model muslimah Maysa di sana. Saya menyapa Mbak Ika, yang dari raut wajahnya, terlihat memang agak kesal karena jadwal ngaret. Tapi saya tetap senyum manis, "Mbak Ika, maaf ya tadi macet dan nyari parkiran lama..."
"Ya Qiah, ini Mas Bondan, dia Manager Stage, ini kontennya kamu kasih tau ya ke Mas Bondan."
Seroang Bapak-bapak berbadan gemuk, menghampiri saya memberikan selembar kertas yang berisi rundown stage dan konten pembahasan saya dan MC di panggung nanti. 
"Nanti kan mau fashion show kan modelnya, ada musiknya?" Tanya Pak Bondan
Saya segera mengeluarkan laptop Acer Aspire One saya yang berisi musik fashion show. "Ini Pak musiknya di sini, sudah saya folderkan." 

Singkat cerita, Acara di Atrium Mall Panakkukang hari itu berjalan lancar. Setalahnya, saya harus menghandle lagi event di Pantai losari, EO-nya menghubungi saya meminta file foto model yang akan fashion show. Sementara saya sedang menyetir. Menepilah saya, membuka laptop yang agak besar, kemudian menyalin fotonya ke laptop Acer Aspire One, untuk mengemail foto-foto adik model Maysa ke panitia acara. Sayangnya saya tidak bisa hadir mengisi talkshow di sana karena jam pulang saya sudah lewat. Pukul 18.00 sudah waktunya saya harus pulang menjemput duozam di rumah neneknya. 

Setelah dijemput, di mobil, Si abang agak rewel. Cara menenangkannya ya menyajikannya hiburan, sayangnya LCD mobil sedang bermasalah, jadi saya bukakan laptop yang satunya untuk Abangzam menonton video lagu anak kesukaannya. Sampai di rumah, saya memberi makan duozam, kemudian beres-beres kamar, dan lanjut duduk menghadap layar laptop lagi. Memindahkan file satu dan yang lainnya, dari laptop ke laptop.

Sampai di rumah, ngurus suami, bobo-in anak-anak. Langsung cek line dari beberapa klien saya di @LadkiyaProject. Project ini adalah bisnis jasa saya yang bergerak dibidang design dan cetak, seperti pemesanan design undangan, mulai dari undangan event, aqiqah, resepsi nikah, dan lainnya. Kadang juga saya mendesign logo dan label, untuk hal itu saya selalu menyamakan presepsi dulu dengan klien tentang deskripsi logonya. 

"Qiah, Minggu depan kosong gak?" Tiba-tiba ada Whatsapp dari kak Dadank, owner @dblurphoto jasa fotografi prewedding dan wedding di Makassar
"Kosong ji kak, kenapa?"
"Ada job motret prewednya klien ta nah, Qiah mi yang turun nah"
"Oke noted kak"
Saya pun mencatat jadwal, sekaligus perjanjian fee dengan kak Dadank di laptop acer kecil. Sebagai fotografer freelance, saya harus pandai mengatur jadwal, tidak asal menerima job. Kalau misalkan job yang datang berurutan dengan job yang sudah diset, saya biasanya menolak. Karena saya tidak bisa tiap hari keluar bekerja. Harus sehari isi. sehari kosong. Hehehe.
Begitulah sedikit gambaran cerita tentang aktifitas saya. Dan kenapa sih ya perangkat kerja saya musti ada dua laptop? Karena memang butuh! Hihihi. Jadi ceritanya waktu jaman mahasiswa, jaman dimana saya lagi tertekan-tertekannya menyelesaikan tugas akhir untuk mendapat gelar sarjana hukum, saya memiliki laptop perjuangan, notebook acer aspire one. 

Setelah sarjana, laptop itu masih terus menemani saya, karena saya juga sempat bekerja sebagai reporter dibeberapa media cetak di Makassar. Mengetiknya enak, kecil mungil dan tentunya enteng dibawa kemana-mana. 

Hingga sekarang laptop itu masih saya pakai, saya isi dengan catatan dan file penting untuk keperluan event. Acer aspire one ini saya fungsikan sebagai nota perjalanan kerja, catat pemasukan dan pengeluaran di Word dan Excel. Berbeda lagi laptop yang saya pakai untuk kerja seperti mendesign dan mengedit foto klien, juga untuk nge-blog.
Hanya saja, lama kelamaan, ya namanya juga era globalisasi, yang mengharuskan kita untuk bermultimedia lebih kencang lagi. Dan tanpa disadari saya pun terjun di dunia online, yang dimana kalau saya offline, semua terbengkalai. Saya merasa acer kecil ini saya tidak sanggup lagi membantu saya beraktifitas, dan sepertinya sudah enggan mendukung passion saya dalam bekerja. Sementara saya, ibaratnya saya ini harus #switchable dan pokoknya harus serba mampu kalau menghadapi hobby yang sudah dijadikan pekerjaan. Demi agar supaya saya bisa menjadi seorang yang profesional.

Belakangan ini memang saya galau, saya sebenarnya enggan mengganti acer kecil saya, saya masih inginkan acer kecil menemani kegiatan saya. Tapi di satu sisi, pengen upgrade untuk lebih menunjang karir saya kedepanya. Lah jadi bingung bin menggalaukan memang ya. Karena saya butuh asisten yang memang pas performanya untuk mendukung dan membantu saya. Walaupun begitu, saya merasa berhasil dalam hal perawatan perangkat kerja ya. HEHE.

Karena kadang, seorang mama entrepenur juga punya rasa lelah kalau semuanya serba lambat dan terbengkalai. Sebab memang fokusnya terbagi antara mengurus rumah tangga dan pengembangan usahanya. 
Bersyukur, untuk masalah yang satu ini, saya sudah menemukan solusinya, loh! baru-baru ini gara-gara liat video youtube-nya mbak Diela Maharani, seorang ilustrator yang dapat unboxing challenge Acer Switch Alpha 12.

Beritanya ini Acer Switch Alpha 12 pertama kali diperkenalkan dalam sebuah acara di New York, Amerika Serikat, April lalu, sekarang ternyata mulai masuk ke pasaran  Indonesia. Dan tau tidak? Produk ini diklaim sebagai laptop 2-in-1 (ketegori laptop yang juga berfungsi sebagai tablet) pertama di dunia yang mengusung sistem pendinginan tanpa kipas (fanless) dengan teknologi Liquid Loop.

Kalau tanpa kipas, pasti tidak bising, jadi bisa kerja maupun belajar dengan tenang tanpa diganggu suara mesin laptop. Tidak adanya kipas pada Switch Alpha 12 juga membuat laptop ini tidak memerlukan ventilasi. notebook jadi bebas debu karena tidak ada sirkulasi udara yang keluar masuk penyebab debu pada mesin laptop. Ah jadi bisa aman sama anak-anak. Jika tidak ada debu pada notebook, maka akan menyebabkan efisiensi energi dan notebook yang tertutup debu dapat membuat sistem menjadi kelebihan panas dan rusak. So, sudah pasti Switch Alpha 12 akan memiliki usia yang lebih lama tentunya. Jadi bisa hemat gak perlu ganti beli lagi. 

Saya uraikan spesifikasi dan keunggulan Switch Alpha 12 ini dalam infographic yang saya buat ya.
Saya sepertinya tak ragu lagi kalau memang butuh performa bertenaga, saya ke Switch Alpha 12 aja, soalnya Acer sudah menanamkan prosesor Intel Core i Series generasi ke-6 yang memiliki kinerja kencang dan hemat energi. Jadinya Acer Switch Alpha 12 berada di level lebih tinggi dibanding produk sejenis yang biasanya masih mengandalkan prosesor Intel Core M.

Paling menyenangkan untuk saya ketahui ini ya port usb-nya. Melalui port tersebut, menyalin data berkecepatan hingga 5 Gbps, alias 10 kali lipat lebih kencang dibanding USB 2.0. Ah jadi kalau ada klien, yang minta dikirimin foto atau apa gitu, bisa langsung cusss. 

Sementara di sisi layar, layar 12 inci yang memiliki resolusi QHD (2160 x 1440 pixel) telah dilengkapi teknologi IPS. Jadi, Saya tidak perlu susah menyamakan warna dikamera dengan layar laptop lagi, soalnya layar Acer Switch Alpha 2 menghadirkan gambar tajam dan warna yang baik dari berbagai sudut. Bahkan telah membenamkan teknologi BlueLight Shield yang membantu mengurangi emisi cahaya biru pada layar. Dengan begitu mata tidak cepat lelah walaupun menggunakan notebook dalam waktu lama.
Kalau di video mbak Diela, saya melihat dia begitu asyik dan terbantu sekali dengan adanya pena digital Active Pen. Dengan pen itu kreativitasnya pada layar semakin tidak terbatas. Cocok skali memang ditangan seorang ilustrator, kalau saya paling pada saat mengedit foto yang butuh selective kecil atau membuat sketsa logo klien. Stylus dengan sensitivitas hingga 256 tingkat tekanan mampu memberikan pengalaman menulis digital yang rapi dan mudah di layar Switch Alpha 12. Jaman sekarang blogger sedang tren menghias blognya dengan font brusher, denngan pen milik acer ini bisa loh bikin brusher font karya sendiri. Pena ini juga sangat membantu saat menggunakan fitur Windows Inks, seperti mengatur ketipisan dan ketebalan garis atau membuat sketsa digital lebih presisi saat layar menjadi kanvasnya.

Gemes kan ya, berikut spesifikasi lengkap dari Switch Alpha 12 
Jadi, kesimpulannya. Switch Alpha 12 ini dapat menjadi partner yang memudahkan saya menjadi seseorang yang “switchable” antara profesi sebagai seorang mama entrepenur dan hobi yang sudah dijadikan pekerjaan. Beberapa orang ada yang sering bertanya atau mengungkap pernyataan : "Mau dong bisa kayak Qiah, sudah punya dua bocah tapi tetap bisa aktif kemana-mana". Tak jarang juga loh ada yang nyinyir begini : "Kalau mau eksis gak usah bawa anaknya ke event-event blogger, mengganggu.", "Kasihan si Nenek, dititipin cucu melulu, sementara itu Mamanya keluyuran." 

Ah semua argumen itu saya senyum-senyumin aja. Yang bilang saya baik dan senang sama saya, maka saya akan lebih baik dan lebih senang sama dia. Yang bilang saya malesin, dan tukang keluyuran aja, saya akan... senyum-senyum aja, tetap action selagi itu positif. Ehehee. Yuk jadi aktif, multitasking, dan #switchable dengan switch alpha 12.
4 comments on "Mama Entrepeneur Harus Switchable Dong!"
  1. Yuhuu..kereen qiah.. Itu juga duozam eksis..hihi..Gudlak ya 😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasihh kak alfuuuuu .. coba2 lagi mengasah tulis2 untuk lomba hehe

      Delete
  2. Keren keren Qiah

    Saya ndak berani ikut ini lomba jadinya hehehe

    Moga menang yaaa, ilustrasinya luar biasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih kak Niar saya kembali coba2 ji lagi ni
      lama gak ikut lomba
      kalah gak apa2 dulu hueheuheuhe

      Delete

Auto Post Signature