Kakak Idola Adik. Benarkah ?

08 November 2016
"Ini anaknya ya?" Tanya beberapa orang yang saya temui kalau ke Mall
"Iya ini si Adeknya, ini Abangnya..." Sambil tarik abangzam, sulungku.
yang nanya jadi kaget bin ketawa, "Haaa? ini dia adek? kok ga mirip ya bersaudara... trus beda berapa tahun ini mereka?"
Dengan senyum manis nan berbangga hati, saya jawab : "Beda 10 bulan aja..."
Yes Mom, jaman masih gadis, saya tidak bisa membayangkan bagaimana nanti Saya sebagai seorang Ibu menghadapi anak. Waktu gadis ya mikirinnya kapan nikah? HAHA! Pas Alhamdulillah bertemu jodoh, hidup saya mulai berubah. BOOM Life nya adalah saya cepat diberikan keturunan. Dan lanjut lagi selesai nifas, langsung isi lagi. "Rencana memang ya Moms? Atau kebobolan?" itu banyak yang bertanya seperti itu, tapi ya mau dijawab gimana. senyum-senyum aja.
"Kasihan anak pertamanya, nanti kasih sayangnya terbagi..."
"Kasihan anaknya gak bisa ASI dong..."
"Hati-hati loh Moms, bisa berpengaruh juga sama kesehatan rahim..."
Enesbrah ... endesbrah ... bla.. blaa.. dan banyak lagi asumsi-asumsi tentang Ibu yang melahirkan dari jarak dekat. 

Saya sungguh sebenarnya tidak pedulikan semua itu, saya jalani hidup saya sebagai seorang Ibu di mana dunianya bukanlah tentang teori benar-salah! tapi semuanya adalah tentang Cinta Kasih. Bersyukur semuanya berjalan lancar, prose melahirkan normal untuk abang dan adiknya.
Baca di sini : Cerita Lahiran AbangZAM Baca juga : Cerita Lahitan DedeZAM
Dan alhamdulillah sekarang mereka sudah besar, abangzam berusia 2 tahun 4 bulan dan Adiknya, Maraja berusia 1 tahun 6 bulan. (baca : Ultah DUOZAM) Dan mereka terlihat seperti saudara kembar, walaupun wajah mereka berbeda. Abang mirip saya, dan Maraja mirip ayahnya. Atau ada juga yang bilang, Abang mirip Datoknya (Papa saya) dan Maraja mirip Neneknya (Ummi saya).

Gimana rasanya menjalani hari-hari sebagai seorang ibu dari dua anak lelaki? Jangan minta jawaban yang bikin kalian terharu ya HAHAHA. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kalimat ala-ala, nanti di ungkap baru bisa dapat bayangannya itupun hanya sedikit gambaran. Abangzam dan Maraja sejauh ini senang bersama-sama. Meski kadang berantem berebut mainan, ya saya menyiasatinya dengan beli dua setiap mainannya. Bolanya dua, mobil-mobilannya dua, robot dua, pistol dua dan sebagai-sebagainya. Soalnya saya kurang mau menguras energi untuk melerai mereka ketika perkelahian perebutan mainan itu terjadi. Masih banyak hal lain yang harus saya optimalkan dulu hihi. 

Memang, pada usia preschooler anak suka meniru aktivitas dan kebiasaan orang-orang yang sering dilihatnya, termasuk sang kakaknya. Sama dengan Maraja yang terlihat selalu ikut-ikutan abangnya. Kalau abangnya main mobil-mobilan, dia juga langsung mau ambil mobil-mobilannya, meski dia tengah asyik bermain robot-robotan. Abang makan ini, dia juga mau, sambil menganga bilang "Aahhmm , mamma jaja..." Abang cuma melihatnya dengan muka datar, sesekali tertawa kalau saya menyelutuk, "Iiihh adek Jaja ee bilang aaaaa.. kayak Abang...". Abang nonton video di hape, dia juga ikutan duduk di samping Abang nonton, mainan yang dipegangnya langsung dilempar. Abang kesana, ikut kesana, dan lain sebagainya. 

Seorang kakak adalah panutan bagi adiknya, inspirasi bagi sang adik, idola. Tapi apakah itu menurut survey saja atau bagaimana? Dan benarkah adik meniru-niru atau mengikkuti kakak, karena mengidolakannya? bukan karena "tidak mau kalah" ?
Menurut penelitian yang dilakukan Penn State University yang dimuat dalam majalah Time -artikel The New Science of Siblings- ditemukan fakta bahwa hingga usia 11 tahun, seorang anak melewatkan 33 persen dari waktu luangnya bersama kakak atau adik, lebih lama dari waktu yang ia lewatkan bersama teman, orangtua, guru, bahkan waktu untuk dirinya sendiri.

Karena adik lebih banyak menghabiskan waktu bersama kakak inilah, dia  meniru apa yang dilakukan oleh sang kakak. Dari kakak, adik bisa belajar banyak hal. Misalnya bersepeda, bernyanyi, berlari, dan lainnya. Itu sebabnya, adik suka mengidolakan kakak. Maraja yang sebiasanya masih tidur kalau jam 8, asalkan abang sudah bangun duluan, dengar suara abang tertawa dan berteriak senang, Maraja akan segera bangkit dari kasur, dan ikutan langsung keluar kamar mencari sumber suara. Abangzam lagi asyik nonton teletubbies sambil melompat girang, Maraja melihat dulu dengan seksama, setelah lima menit kemudian baru pasang gaya yang sama juga dengan abangzam.

Saya harus memulaikan segalanya dari Abangzam, baru nanti adiknya ikutin. Soal pembagian waktu, orang-orang akan mengira itu pembagian banyak-banyakan kasih sayang, memang orang melihat, saya lebih banyak sama Maraja, karena Abangzam kan biasanya sama neneknya. Kalau pagi, abangzam ke rumah neneknya, jarak antara rumah dan rumah nenek itu kurang lebih 30 menit, biasanya nanti sore atau malam hari baru abangzam diantar pulang sama Datok. Saat tidak ada abangnya di rumah, Maraja tetap asyik main sendiri. "Are you feel free Maraja?" tanyaku dalam hati sambil memperhatikannya. Tapi kalau abangzam nya pergi, Maraja tidak ikut.

Dalam hal ini, saya membiasakan untuk banyak mengajak abangzam berkomunikasi. Saya lebih banyak berkomunikasi sama abangzam memang ketimbang sama Maraja, mungkin ya gara-gara ini Maraja masih belum lancar ngomongnya, padahal abangnya kemarin seumuran dia sudah jelas bicaranya heheh. Entahlah saya hanya berpikir, Abangzam mau curhat banyak tentang adiknya sama saya, atau abangzam memang butuh-untuk-akan bicara tentang kehadiran adiknya, Abangzam yang masih usia 10 bulan, sudah jadi Kakak. 
10 bulan dia belum tau apa-apa, sudah saya beri beban untuk menjadi seorang kakak. Berpikir seeperti ini membuat saya selalu sesak, lalu menangis. Anakku abangzam, mungkin dia tidak pernah meminta untuk menjadi anak Sulung, anak pertama merupakan satu-satunya anak yang dapat merasakan perhatian penuh dari kedua orangtuanya. Saat ia masih harus menjadi Pangeran Kecil yang satu-satunya, saya malah sudah harus membuatnya terbagi dan harus menyesuaikan dengan perubahan sikap yang terjadi karena dia sudah punya adik. maka hak kepemilikan abangzam terhadap saya dan ayahnya tidak lagi dapat dimilikinya secara penuh :(

Terhadap Maraja, abangzam kadang marah kalau Maraja punya mainan yang lebih bagus darinya, ya Abangzam kan sudah ngerti mana mainan bagus dan bukan. Tanpa ba bi bu, mainan itu langsung dirampas dari Maraja. Maraja ngamuk, berguling di lantai tak digubris si Abang. 

"Kasihmi adek nah nak, abang sama bunda main ini saja... wuihh mainan ini keren, lebih keren..." Saya mencoba mengalihkan perhatiannya.
Sambil menyerahkan mainan ke Maraja, Abangzam berujar "Ini kamu Jaja eee, Abang sama bunda main keren.." kemudian berlari kecil menuju Bunda.
Sesaat kemudian, mainan yang diserahkan Abang, Maraja buang. Dan Maraja ngekor di belakang Abangnya. 
"Tidak boleh!!!" Abang mendorong Maraja.
Abang enggan di ikuti adiknya. 
Maraja pun ngamuk dan guling-guling di lantai, mau dibela, digendong, malah abangzam yang tarik-tarik tangan dan menangis. Paduan suara pun dimulai !!

Meskipun sudah dicakar abangzam, ditappe', dijambak, dan didorong sama abangzam, Maraja teteap kekeuh mendekat terus ke abangzam. Kalau memang Adik mengidolakan Kakak, apakah kakak senang di idolakan oleh adiknya? 

Sejauh ini saya memperhatikan, kalau sedang memegang sesuatu (mainan, gadget, makanan), Abangzam merasa tidak nyaman kalau terus-terusan diikutin sama Maraja. Tapi ada juga masa dimana abangzam akan mengajak adiknya untuk ikut. Misalnya saat sudah waktunya pulang ke rumah, abangzam tidak mau naik ke mobil kalau adiknya belum ikut. 

"Mau pulang sama-sama Raja... Ayo mi pulang adek Raja..." sambil merengak mencari adiknya.
Begitulah dinamika kakak-beradik beda 10 bulan ini di rumah saya. Saya cuma suka sedih apabila harus sampai menggertak salah satu diantara mereka, alasannya macam-macam, karena mereka berkelahi, saling cakar, rewel tak terkira, mau main terus tidak mau bobo sementara mata sudah 3watt, membuang-buang makanan dan lain sebagainya. Tapi kalau mereka sudah tertidur dengan lelapnya, bertubi datangnya penyesalan sudah membentak mereka sampai nangis, airmata kadang jatuh tanpa diminta, saya mencium-cium mereka, membacakan doa, dan mengusap kepala mereka sembari menyesal dan bertekad, kalau besok berjanji tidak akan menggertak mereka lagi, berjanji akan lebih optimal menjaga mereka, berjanji akan lebih bersabar menghadapi mereka. 

Tapi keesokan harinya, kelakuan mereka makin di luar dugaan, dan saya pun kembali mengulang apa yang saya sesali kemarin. -_____-" uji kesabaran pun semakin susah, dan hari demi hari belum lulus juga jadi Ibu yang bersabar sabar banget HAHAHAHA!!!

Doakan saya ya teman-teman dan pembaca skalian, biar saya bisa jadi Ibu yang bersabar dan semangat. Anak seusia mereka berantemnya paling memang ya karena rebutan mainan, rebutan pengen gendong. Kalau besar mereka berantem gegara apa ya nanti? HAHAHA. Saya sih berharapnya abangzam nanti kalau besar bisa jadi panutan untuk adiknya nanti, bisa sukses besar dan semua impiannya nanti tercapai biar adiknya juga bisa ikutan sukses. Aamiin. 
36 comments on "Kakak Idola Adik. Benarkah ?"
  1. ga semua kakak bisa menjadi panutan buat adiknya, soale ada kasus si kakak malah menjadi tauladan buruk buat adiknya, ckckck

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga anak2 saya tidak ada yg berkelakuan buruk yaaaa.. aamiin

      Delete
  2. aku bisa bayangin gimana rasanya mbak, anakku juga cowok semua, beda 6 tahun, itu pun sering berantem juga rebutan mainan, yang besar gak mau ngalah, mau ngomelin kakaknya gak tega, mau ngelarang adeknya tapi belum ngerti
    anakku yang kedua juga suka ngikutin kakaknya, kakaknya main apa dia ngikut, kakaknya ganti dia ikut ganti >_<

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihiih thankyou for felt so mbak syg heheh masa-masa itu ujian ya wkkw

      Delete
  3. Baru tau kalau anak-anaknya beda 10 bulan Mba. aku setuju banget tentang segala hal nggak harus dibahas benar salahnya, yang penting kasih sayang. Aku sebagai kakak dulu kesel sih diikutin adik melulu, haha. Tapi kasihan adek jadi nggak punya teman main. Luar biasa nih Mba Qia bersama duo batita. Tapi kalau dah gede nanti mereka mungkin jadi sahabat ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehhehe iya Niaaaa 10 bulan aja wkwkwk
      semoga ya aku harap skaliii mereka sahabatan kalau gedenya
      bukan malah kayak sinetron2
      mama muda extra giat lagi nih hohooohoho

      Delete
  4. waduh qia.... aku yang gk biasa ma anak2, kebayang gimana rempongnya urus 2 anak yg masih kecil2. semangat dan tetap menjadi ibu yg bijak

    ReplyDelete
    Replies
    1. semogaaaaaaa kak semoga saya bisa jd ibu bijak diantara mereka , aamiin

      Delete
  5. Lucu anaknya mbak, mudah2n bisa tumbuhh menjadi anak yg berbakti dan berprestasi :D

    ReplyDelete
  6. Semoga abang dan adek nanti gedenya selalu akur ya. Juga saling support hal-hal positif!
    Semangat Bund :)

    ReplyDelete
  7. Kayaknya ngak deh mba, sebab kalau saya lagi dirumah, adik saya kurang begitu senang :D atau mungkin karena suka terjajah kali ya ^_^

    ReplyDelete
  8. Semoga begitu kak soalnya saya anak pertama, akau harap saya bisa jadi idola bagi adik saya..
    tips agar bisa jadi idola bagi adik-adik gimana kak...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahahahaha aku juga sbnrnya anak pertama, dan coba berkelakuan baik aja saat adik2 butuh bantuan soal uang wkwkwhahaha di idolakan pasti

      Delete
  9. Lucu banget anaknya mbak, kompak lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih mbak kianpii smoga kompak nya selalu kliatan ya

      Delete
  10. kakak adalah panutan adik, adik adalah cerminan kakak.
    begitu sih biasanya.

    ReplyDelete
  11. iyaa... benar itu!!!
    kakak tuh idola adik. buktinya adik2 saya mengidolakan saya heehhhee *GeEr

    ReplyDelete
  12. sebagai kakak..saya mengiyakan artikel ini

    ReplyDelete
  13. Biasanya kalo kakak adik sama-sama cewek bisa jadi, kalo cowok kadang kalo dah gede malah susah akur..hehe

    #yg aku rasain gitu

    ReplyDelete
  14. bener banget, pasti adik itu bakalan ngikutin kakaknya. Kakak bakalan jadi pedoman adik banget

    ReplyDelete
  15. yang paling dominan mengenai sifat anak menurut saya adalah orang tua, jd kalo nakal/bandel mungkin ortunya waktu dulu juga bandel hhe

    ReplyDelete
  16. Kakak selalu jadi rolemodel buat adek2nya.
    Seperti Faizah yang selalu ngefans sama Alifah.
    Bahkan Nadhif pun masih suka ikut2an kesukaannya Alifah terutama soal musik yg Alifah suka pasti Nadhif juga suka :))

    ReplyDelete
  17. hebaat gitu ya bisa akur. jadi teringat masa kecil yang tiap hari berantem mulu sama kakak. hhehe

    ReplyDelete
  18. lucu banget deh liat bayi-bayinya .. hihi

    ReplyDelete
  19. jadi sedih deh baca artikel ini, soalnya inget masa lalu waktu masih kecil sering main sama adeku, huhuhu

    ReplyDelete
  20. Berpengaruh nggaknya tergantung bagaimana cara mendidik dan siapa temennya itu..tapi kakak ini salah satu satunya yang jadi....hhh info mengingatkan..thank's kak sharingnya..

    ReplyDelete
  21. seperti menurut saya adik itu ada masa senang dengan kaka nya saat sudah tidak lama berjumpa dan jika sang kakak memberikan apa yang dimaui oelh sang adik.

    dan sebalik nya jika sang kaka sering di rumah biasanya sang adik tidak senang, dan jika sang kaka tidak mengasih yang dimaui sang adik maka sang adik akan tidak senang kpd kaka

    (menurut pengalaman saya menjadi adik dan juga kakak )

    ReplyDelete
  22. Aduh saya jadi malu sama diri sendiri, saya merasa belum menjadi kakak yang baik

    ReplyDelete
  23. Aduh saya jadi malu sama diri sendiri, saya merasa belum menjadi kakak yang baik

    ReplyDelete
  24. Bagi saya, kakak saya itu idola banget. Dia mengajari saya banyak hal, walaupun sekarang beliau sudah pergi meninggalkan saya untuk selama lamanya

    ReplyDelete

Auto Post Signature