Apakah Saya Menantu Yang Baik?

15 September 2015
Assalamualaikum readers :)
Setelah menikah, suami dan mertua adalah satu paket yang harus kita terima. Bukankah menikah menyatukan dua keluarga dalam satu ikatan persaudaraan. Tentunya kita ingin menjalin hubungan yang sebaik-baiknya dengan semua keluarga dari pihak suami. Minggu lalu, Mertua saya (Bapak dan Mama) datang berkunjung ke kediaman kami di Jakarta. Dan meningap selama seminggu. Setelah mereka pulang, dalam benak, saya bertanya "Apa Bapak dan Mama nyaman selama disini? Saya menantu yang baik bukan ya?" Pertanyaan itu terus menghantui.
Saya sudah beberapakali menceritakan tentang mertua saya di blog ini. (baca Tentang Mertuaku , dan Mertua di Hatiku) diantara banyaknya kesamaan antara saya dan mama mertua saya, ada juga perbedaan diantara kami. Yang paling menonjol adalah Mama mertua suka sekali memamask, sedangkan saya, malas sekali memasak. T___T Jadi pas mertua datang, nginap selama seminggu, saya pun agak kalang kabut sebenarnya, tapi tetap berusaha calm down dan berperan profesional sebagai menantu. *ciee apadeh* Sebenarnya mama dan bapak ornagnya santai aja, gak menuntut sebuah kesempurnaan penataan rumah harus ada ini, harus ada itu. Mereka apa adanya, memaksimalkan apa yang ada. Nah ada beberapa problema-problema yang terjadi selama Mertua saya menginap.


Problem no. 1 Tentang makanan
"Mama mau makan apa?"
"Ikan masak, ikan apa yang ada disini?"
You know lah Jakarta, kalau tinggal di perumahan, yang ada di tukang sayur kebanyakan adalah ayam dan daging sapi. Kalau lagi ada seafood, paling dijuarai sama kepiting, udang dan kerang. Soal ikan? Ada sih, cuma giman gitu ya makan ikan yang kesegarannya sudah hilang sejak berhari-hari lalu, formalin dan cube ice pun mengambil peran untuk menampakkan kesegaran ikan dimata, dilidah jadinya gatel. Gak tega dong saya nawarin ke mama. 
"Disini ayam aja ma yang enak dimakan,..."
"Asal dimasak kalau saya, masak kari mi, ndak makan ka saya kalau digoreng, takutka tinggi lagi kolestrolku"
"Ndak tauka bikin kari ayam ma... digoreng ji kutaunya..." ungkapku dengan perasaan bahwa saya sudah gagal jadi menantu yang baik!!!
Mungkin mama sudah menebak itu, jadi mama langsung berdiri ke dapur, "Mana kah bawang mu? bawang merah, bawang putih, lengkuas, serai, santan mu adajii?" Mama yang mau masak.

Kalau sedang tidak masak dirumah, atau beli makan diluar, saya dan suami juga kebingungan milihan mama makanan. Mama gak makan kalau lauknya digoreng, sementara depan komplek, kebanyak pecel lele. Beli sop ayam tapi gak dihabisin, ternyata karena sop ayamnya ada Kol-nya, mama gak suka. Beli sate, sate ayam, kan dibakar, mama gak makan kacang, tapi untung ada sate kecap, itu juga mama makan sedikit. Saya jadi sedih melihat mama yang gak "Massipa" (merasa enak sedap*gak cuma kenyang) makannya. Tapi mama mertua orangnya terbuka, mau kasih tau apa yang dia rasa enak, dan tidak. Dengan begitu saya jadi diberi kesempatan untuk memaksimalkan kemampuan dan upaya untuk menyenangkannya lewat makanan.

Problem no. 2 Tentang Bahan di Dpur
"Kenapa banyak sekali ini bawang putih tidak terpakai, kenapa kamu beli lagi?"
"Sudahmi janganmi beli ini, adaji ini bisa dipake"
"Terlalu banyak itu, janganmi beli!"
"Ini dikulkas, kenapa tidak dimakan? jadi? dibuangmi?"
Semua itu komentar mama sekalinya mama bergelut didapur. Yang mama butuhkan untuk masak, tidak ada. Tapi yang tidak dibutuhkan malah terhambur banyak dan tidak terpakai. Kesannya saya menantu yang boros dan mumbadzir-an T__T gak lagi ma saya buang makanan, saya memang kalau masak selalu dalam range porsi 4-5 orang, padahal dirumah biasanya cuma berdua suami, sisanya cuma bertahan sehari, setelahnya ya dibuang. PR untuk belajar bikin makanan sesuai porsi dua orang aja, berdua sama suami. 

Problem no. 3 Tentang Jemuran dan Lipat Pakaian
Dirumah ada kamar kosong untuk sekedar santai, kamarnya dekat sama teras belakang untuk ngurus cucian dan jemuran. Kalau jemuran sudah kering, saya ngangkat kok, tapi saya letakin langsung diatas kasur yang melantai itu. Kemudian, udah.
Gak dilipat!!! gak dimasukin lemari!!! jujur, itu pekerjaan rumahtangga yang menurut saya "kimmalas" hiks.. T_T butuh waktu berhari-hari untuk menyelesaikan lipatan baju. Apalagi menyetrika. Untung pakaian kantor suami bahannya dari kain asal Surabaya yang gak lecek dan gak perlu disetrika, jadi suami tetap kekantor dengan pakaian kantor yang kece' elegan itu (YESS!HOREE!!!) kalaupun selesai melipat, nanti sehari dua hari kemudian baru masukin lemari. 

Dan... alhasil, pakaian menggunung itu tak luput dari pandangan mama mertua. Mama mertua gak suka sekali melihat sesuatu berantakan dimatanya. Ada yang berantakan, yang perlu dibersihkan, semua diberesin sama mama mertua. Eitss tapi tanpa mengomel loh ya ;) Mama dan Bapak mertua saya memang senang kalau bergerak sana sini merapikan, membersihkan. Bahkan Bapak mertua biasanya senang kalau lihat halaman kotor penuh daun kering, senang karena akhirnya dia dapat pekerjaan yang bikin badannya terus bergerak. Bapak mertua malah kadang bete kalau cuma duduk diam nonton. Oke jadi itu tadi semua pakaian dilipat mama mertua dengan senang hati. Melihat itu, kembali lagi batin bilangin saya, "Ckckckc, kamu memang bukan menantu yang baik!" T__T

Problem no. 4 Tentang Pulsa
Mama mertua saya ke Jakarta itu meniggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu, beliau punya usaha televisi kabel di kota parepare, dan memiliki cukup banyak pelanggan. Handphonenya tiap saat harus standbye, berjaga pelanggannya menelpon mengadukan tentang pelayanan pemasangan atau siaran yang bermasalah. Dan mama cukup sering juga ditelpon, kalau ditelpon pelanggan, mama langsung lagi menelpon tekhnisinya disana. Jadi kapan mama gak punya pulsa, bisa jadi kepusingannya juga, karena memperlambat handling para aduan pelanggannya. 
Malam itu mama mau menelpon, tapi pulsanya gak ada, "Habis pulsaku je' bagaimana mka ini menelpon?" itu kan sinyalisir ke saya supaya saya membelikan mama pulsa. Besar niatan mau keluar beliin mama pulsa (saya juga gak punya pulsa yang bisa ditransfer dulu*) Tapi mama mertua bilang, "Nantipi, pulangpi ayahnya Zydan kalau penjual pulsanya jauh." Saya BBM suami. Tapi suami lupa juga!!! uhuhf, salah saya nge BBM siang, suami pulang kantor gak diingetin lagi. T_T saya menantu yang tidak siaga.

Seminggu mereka di Jakarta, seperti itulah perasaan saya. Mama bisa sekali memaklumi saya, sayang sama saya, tertawa bersama, berbagi cerita bersama, shopping bareng dan lain sebagainya. Cepat sekali rasanya sudah rindu lagi, apalagi dede Raja yang pas pulang dari bandara, dia rewel, dia cari Bapak mertua yang biasa nemani dia cerita dan tertawa-tawa. Alhamdulillah perjalanan mereka dari Jakarta kembali ke Makassar sampai lanjut ke Kota Pare-pare lancar dan selamat tiba dirumah. Berangkat jam 13.00 sampai rumah di Pare-pare jam 19.00 wita.

Sampai ketemu lagi ya Mama dan Bapak, terimakasih kunjungannya. Maafkan saya belum bisa menjadi menantu yang baik, yang perfect. yang bisa menyenangkan dalam segala aspek keinginan mama dan Bapak. InsyaAllah usaha saya untuk menjadi menantu yang baik tidak akan pernah berhenti. Doaku melangit untuk kalian. Terimakasih telah mempercayakan kehidupan anak bungsu Bapak dan mama pada saya.
26 comments on "Apakah Saya Menantu Yang Baik?"
  1. sukaaa bacanyaaa... semoga kita menantu-menantu sholehah utk mertua kita ya mak... aamiinn *_*

    ReplyDelete
  2. bahasa makasar banyak pakai mi ya mbak hehehe...kok sama,kadang kalau masakan g habis taruh kulkas,ngendon dua hari dan akhirnya dibuang huhuhu

    ReplyDelete
  3. Mirip banget sama mamaku ke menantunya.. hehehe :D
    Doyan masak dan paling gak bisa liat cucian yang ditumpuk..
    Kalau alasan mamaku karena kasian liat kakak iparku kecapean, makanya mama mau bantu tanpa ngomel. Pengen deh punya mertua kayak gitu :')

    By the way.. Salam kenal Mbak..

    www.piazakiyah.com

    ReplyDelete
  4. Mertuanya Qiah persis Mamiku. Rumahku beres kalo ada beliau...😊

    ReplyDelete
  5. pas baca dialognya, mengira2 kayaknya org makasar ya, soalnya pernah punya teman dan cara bicara ditambah mi atau je...hehe *gagal fokus*

    semuanya berproses ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  6. semoga menjadi menantu yang lebih baik :)

    ReplyDelete
  7. Para menantu jangan kecil hati kalau mertua pengin cepet2 pulang. Bukan karena nggak betah lo tp karena kakek nenek memang sulit tinggal jauh dari tempat ternyaman mereka :)). Sungkem untuk mertuanya ya.

    ReplyDelete
  8. Maak..
    Bayangkan Ibu mertua dan Bapak mertuaku setiap hari di rumah saat aku kerja, baru pulang ke rumah saat aku balik dr kantor. Rumah mereka tak jauh dr rumahku.Bahkan saat aku dinas luar kota mrk nginap....
    Dengan segala persamaan n perbedaan kami, saya selalu mencoba melihat sisi positif dr semuanya.
    Daan soal problema no 1, 2, 3 itu sama banget hahaha. untungnya dakuh kerja jadi Ibu mertua yang atur2 semua. Semua ART beliau yang memanage hihihi. Saya mengamini sajah...

    ReplyDelete
  9. Satu samaki soal tumpukan pakaian itu. Kalo sudah full di ikat lagi pake sarung bhahahaha

    ReplyDelete
  10. Foto-fotonya bagus mbak. Saya juga sering mikir apa saya sudah jadi menantu yang baik, apalagi belum bisa kasih mereka cucu yang diharapkan...

    ReplyDelete
  11. kalau aku suka kebiasaan nnyetok bahan makanan tapi lupa di masak hehehe harus dihilangkan kebiasaan ini nih. Mbak cantik banget ih aku suka foto-fotonya

    ReplyDelete
  12. semoga kita jadi menantu yang baik dan mertua jug aklop sama kita yaa...
    jadi pengen nulis tentang mertua juga xD

    ReplyDelete
  13. Cuma bisa nunduk baca ini. Itu semua aku bangeet deh. Males nyetrika dan lipetin baju dan nggak bisa masak. Hehehe. Semoga kita bisa berproses jadi menantu yg lebih baik yaah, Mak :))

    ReplyDelete
  14. semoga nanti aku menjadi calon yang baik buat mertua hihi

    ReplyDelete
  15. Hihihi saya juga kalo masak belum terlalu bisa menentukan porsi, kadang kebanyakan kadang malah kurang. Hiksssss...

    btw AbangZam mana Qiah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dwi : abangZAM tinggal di Makassar, sama neneknya (ummiku) nanti abis idul adha baru datang dibawain nih ╯﹏╰ sudah kangen banget saya ...

      Delete
  16. baby nya luuuuuucu.. gemes banget deeeh.. pingin cium

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak dine : makaaasih mbak hohohoho senang dia ditiyum sama onty cantiiiksss (´Îµ` )♡

      Delete
  17. Terimakasihhh ya semua komentarnya, masukannya, dan doa-doanya, semoga saya dan kita semua yg sebagai "menantu" bisa terus men shalehah kan diri, jadi yg terbaik untuk mertua selalu.
    Aamiin (´Îµ` )♡

    (saya gabisa reply satu persatu commentnya, berantakan reply komen di blog ku ini , hiksss..)

    ReplyDelete
  18. Pertama, pake lensa apa sih mak? Flare nya lucu ih :D

    Kedua, soal baju itu aku buangeeeet. Kamar kosong di rumahku penuh sama tumpukan baju. Sampai lemari kosong bajunya pindah kesitu semua hihihihi dan samaaa, mama mertua kalo dateng hobi banget ngelipetin. Kan jadi gak enak sendiri yaaah... berasa gagal :'(

    ReplyDelete
  19. @Pungky: ini pake lensa fik F1,8 mbak, tapi pas dipakai pake yang bukaan 2,2 :D

    hahah nasibnya kita mak T_T"

    ReplyDelete
  20. @Pungky: ini pake canoon 600D trus lensa fiX 50mm F1,8 mbak, tapi pas dipakai pake yang bukaan 2,2 :D

    hahah nasibnya kita mak T_T"

    ReplyDelete
  21. semoga ane nanti termasuk menantu yang soleh n baik sama ortu n mertua ane :) aamiinn. Sukses terus yo mba! :D

    ReplyDelete
  22. Saya tidak sendiri dalam hal cucian. Kebiasaan buruk saya, pakaian kotor ditumpuk. Mertua liat trus tanya : pakaian kotor semua itu? Kujawab, iye bu, belum sempat mencuci krn sibuk urus 2 anak (alasaaaan), setelah kering, ditumpuk begitu saja. Kadang belum dilipat sampenya habis dipake lagi. Mempelajari kebiasaan buruk menantunya, mertua suka bantujn lipat pakaian & itu membuat saya malu & tidak enak sama mertua

    ReplyDelete

Auto Post Signature