#SannengTalks4 : Bahagia Tidak Sesederhana Itu.

24 July 2017
Saya pernah nonton film jepang. Waktu saya masih SMA, Film remaja sih, saya lupa judulnya apa, tapi sampai sekarang saya masih ingat ceritanya. Ada seorang cowok anak SMA, anggap saja namanya Lee. dia anak sulung dari 5 bersaudara, adiknya masih kecil-kecil semua, di rumahnya yang kecil kumuh cuma ada ibu dan ke empat adiknya. Ayahnya masih hidup, tapi jarang pulang ke rumah, entah dimana mengembara. Lee menjadi tulang punggung keluarganya sekarang, pulang sekolah dia bekerja paruh waktu, malam tiba, dia pulang ke rumah hanya untuk membawa makanan, kemudian lanjut lagi perkejaan lainnya sampai dini hari, bangun pagi langsung ke sekolah. Begitu seterusnya. 

Sampai suatu hari, dia menang undian gitu, dan mendapatkan hadiah rumah yang mewah, ada seorang teman kerjanya yang bisa membantu mengurus segala surat-surat sampai rumah itu sah menjadi miliknya. Rumah mewah itu bertempat jauh dari lokasi tempat tinggalnya dipinggiran, rumah mewah itu berada di tengah kota. Pindah lah mereka ke sana, sekolahnya juga pindah. Senang dong mereka, bahagia mereka akhirnya bisa memiliki rumah mewah, adik-adiknya bisa menikmati fasilitas kolam renang dan makanan yang banyak di dalam rumah itu. Melihat itu, Lee ini bahagia. Tapi tetap ada yang kurang... 

Akhirnya dia bertekad mencari ayahnya, saat menemukan ayahnya, dia mendapati ayahnya sedang bermain musik di pinggir jalan. Lee mengajak ayahnya pulang. Ayahnya seorang musisi, dia menikahi ibu Lee saat usia muda dan melahirkan Lee serta adik-adiknya, kemudian pergi mengembara bermain musik. Kenapa? seperti ayah yang tidak bertanggung jawab ya... 

"Ayah takut kalau ayah tidak mencari kebahagiaan ayah sendiri, ayah akan menyiksa Ibumu..."

Begitu kata ayahnya saat diajak pulang, dan ternyata... Ibunya Lee yang mengizinkan ayahnya untuk pergi mengembara dengan musiknya itu. Ayah Lee orang yang baik, dia juga terkadang pulang untuk menengok Ibunya Lee dan adik-adiknya, tapi tidak memperlihatkan diri dihadapan Lee karena takut Lee belum mengerti dan menganggap ayahnya, orang yang tidak bertanggung jawab. Ayahnya memang menunggu, menunggu sampai Lee paham... Apa itu Bahagia.

"Apa kamu bahagia Lee?" Tanya ayahnya

Terang saja Lee sebagai anak yang berbakti, menjawab "Iya ayah, aku sudah cukup bahagia melihat ibu dan adik-adik bahagia di sana, di rumah mewah itu..."

Ayahnya hanya tersenyum, dan berkata, "Lee... tanya kembali hatimu yang paling dalam, apakah kamu bahagia?" kemudian ayahnya berlalu pergi kembali. Lee termangu ditempatnya (scene di sini yang paling saya suka*)
Yup, hanya hal kecil yang bisa kita pikirkan yang membuat kita senang, kita sudah bisa defenisikan itulah bahagia. Dari film itu saya bisa menangkap kalau sebenarnya perasaan bahagia itu tidak begitu mudah di dapatkan.

Lee mungkin merasa bahagia akhirnya dia tidak perlu kerja keras lagi untuk memperaiki rumahnya di pinggiran kota, sekarang dia punya rumah mewah, mobil dan cukup uang tunai untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Dia sudah punya segala yang dulu dia inginkan untuk Ibu dan adik-adiknya.

Saya lanjut lagi ya cerita filmnya.

Lee jadinya berpikir untuk terus melakukan pertemuan rutin dengan ayahnya, saat mereka kembali ketemu, ayahnya kembali bertanya. "Apakah kamu bahagia Lee?" Kali ini Lee tidak langsung menjawab, seperti ada yang terserak di dadanya belum bisa dia ungkapkan. "Ayah..., bahagia itu apa?"

Yup itu pertanyaan pentingnya, semu orang mungkin bisa mencari kebahagiaan, tapi pertanyaan pentingnya adalah "Apa itu Bahagia?" sebagian orang mungkin bisa bilang bahagia itu kalo punya rumah gede, mobil keren dan uang jajan berlipat ganda, bisa kemana-mana dengan mudah, mendapatkan apa saja dengan mudah. Tapi apakah orang yang gak punya itu semua, tidak bahagia??

"Lee.. Ibu mu dan adik-adikmu senang di rumah itu, pernah kamu tanyakan mereka, apa mereka bahagia? Mereka senang belum tentu mereka bahagia. Dan kamu Lee, carilah bahagiamu sendiri."

Akhir certianya Lee dan keluarganya kembali ke rumah lamanya :D Bisa teman-teman pahami kan? kita senang, bukan berarti kita bahagia.

Semakin kesini, di usia saya yang sudah 29 tahun ini, saya jadi paham perbedaan senang-senang dan bahagia itu sendiri. Kadangkala kita hanya senang-senang tapi tidak benar-benar merasa bahagia di situ.
Ah ungkin saya terlalu berpikiran serius kali ini ya hehehe, defenisi bahagia itu banyak memang ya, boleh deh postingan #SannengTalks kali ini dijadikan threat buat membahas defenisi bahagia versi teman-teman masing-masing.

Jangan lupa baca juga tentang BAHAGIA versi
kak Ery dan kak Awie


Ditunggu komentarnya ya teman-teman tentang BAHAGIA versi kalian, sampai jumpa di #SannengTalks berikutnya.
26 comments on "#SannengTalks4 : Bahagia Tidak Sesederhana Itu."
  1. Pelem Jepang qo namanya Lee, eh salah fokus kan nama samaran ya wkwkwk. Btw bagus banget filmnya ini, deep and meaningfull banget kayaknya ya. Judulnya apaan Qiah? mauka cari di yutub.

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHA itu dia mbak awie , saya cuma ingat inti ceritanya gak ingat banget sama film dan pemainnya ya taunya gitu dari jepang ahahahhaha.

      Delete
  2. Bahagia itu relatif bagi siapa saja yang merasakannya...
    Saya bahagia dengan ngeblog, Qiah juga kan? 😉

    ReplyDelete
    Replies
    1. As always kak 😍 Saya setujuu skali kak er bilang bahagia itu soal rasa bukan keadaan !

      Delete
  3. Aduh bikin merenung banget2 sik ini siang2.. Ketimbang mencari sendiri kebahagiaan bagaimana kalau cari yg bisa bahagiakan saja *eaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada saatnya memang tari hahahaahh ciao tarii semangaddss

      Delete
  4. Benerrr bgt. Bahagia itu tidak sesederhana itu. Terlalu banyak takarannya. So far buat saya bahagia itu gak punya utang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaaaa kan ? Gak sederhana :( bukan karena kurang bersyukur tp mmg seperti itu adanya.

      Yup jgn sampe credit2an utang2an bikin redup kebahagiaan hahaahhah

      Delete
  5. Betul banget Qiah. Senang belum tentu bahagia, tapi bahagia tentu akan membuat senang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaaa kak inar 😉 Hal-hal dan Orang2 yg bikin kita senang juga blm tentu bikin bahagia #eh 😂 Makasih kk ☺️

      Delete
  6. Saya bahagia kalo bisa sharing dan ngumpul dengan orang2 positif. Salah satunya di komunitas Blogger Anging Mammiri itu sudah pas banget untuk menyalurkan hobi dan minat saya. :D
    Kak Qiah tulisannya inspiring banget :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ketemu sama orang2 yg bisa nambah energi positif juga mmg membahagiakan ya yani ketimbang ketemu orang yg suka nyinyir hehehe

      Delete
  7. Bahagia itu semua berawal dari diri kita masing-masing yaa mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak
      tergantung rasa yg kita hadapi hehe
      maanya ada bilang bahagia kita ciptakan sendiri aja hehe

      Delete
  8. Bahagia itu cuma bisa dirasakan, mbak Qiah. Dan itu kita sendiri yang tahu. Belum tentu disaat kita merasa bahagia karena bisa menyeruput secangkir kopi di pagi hari, orang lain juga merasakan sama (mungkin dia lagi sariawan) :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah betul juga itu mbak NOva ehhhehehe
      kita kadang cukup bahagia dengan satu hal
      tp bagi oranglain belum tentu ya hihihi makasih mbak say

      Delete
  9. Beneraann.. Bahagia itu relatif.. Saya bahagia kalau hujan turun. Rasanya ademm, romantis, cucok untuk tidur :D. Tapi di sisi lain pasti ada yang ga bahagia karena cuciannya ga kering..

    ReplyDelete
  10. Kalau menurut aku, kebahagiaan itu kalau bisa meraih apa yang aku suka meskipun berbeda dengan orang lain :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. setujuuuu..
      terlebih lagi proses meraihnya itu juga kalo dikenang bs membahagiakan

      Delete
  11. buat saya bahagia tidak bisa didefinisikan, apalagi ditakar
    bahagia itu dirasakan, dan rasanya tiap orang pasti beda.

    ada orang bahagia bisa naik mobil mewah ke mana-mana, saya sih bahagia cukup dengan naik Vespa tua dan tidak mogok hahaha

    btw, orang Jepang koq namanya Lee? atau mungkin dia orang Korea yang pindah ke Jepang? #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama hal nya di kalau saya lebih bahagia punya lensa daripada alat dapur dan alat masak lainnya hahhaahhaha..
      itumi iyya kulupai memang mi itu film china, jepang atau korea wkwkwk

      Delete
  12. Bahagia itu sesimpel mengatakan 'ya, kamu benar' untuk menghindari debat yang gak penting. ^^ dan sesederhana sempat BW ke blog temen setiap harinya. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. AHHH betul tuhhhh mak
      daripada debat melenyapkan kegembiraan yak..
      hehehe BW ke blog teman selalu bawa pulang sesuatu :)

      Delete
  13. Wah tulisannya qiah keren2, yes betul banget bahagia itu bukan karena senang tp bahagia itu membuat hati dan fikiran benar2 nyaman dengan keadaan itu. Klo saya sih bahagia tinggal dikampung bisa makan enak bareng tetangga dibale2 rumah panggung walau makanannya hanya nasi angat,sayur bening & ikan kering eh ada raca-raca mangganya juga wkwkkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. haloo kak fyraaaa syg heheh iyeee saya juga kalau lg di rumah ummi, bebas bangun jam berapa makanan sudah siap disantap hahahaha gak perlu masak , anak2 ku juga sudah dimandikan wow hahahah bahagiama . wkwk

      Delete

Auto Post Signature