Duozam dan Gadget

27 October 2016
"Bundaaaaaaa.... Gantiii!!! Gantii!!!" 
Teriakan itu terus melengking kalau saya tak beranjak segera setelah Abangzam meneriakkannya. Itu artinya dia sedang menonton youtube di smartphone saya, dan di tengah jalan videonya, Abangzam bosan dan ingin ganti ke channel lain. Dia belum bisa mengganti sendiri, dia cuma tau simbol play dan kalau itu ditekan, video terputar. Selain itu dia masih minta tolong saya. Saya sudah beberapakali sih mengajarinya, tapi kadang dia masih bingung antara simbol play dan simbol next, dia lebih senang langsung menekan simbol play, dan video yang terputar itu lagi itu lagi, dia pun marah. Tantrum pun tak terelakkan, smartphone dibanting karena tidak sesuai dengan keinginannya. 

Semua video channel youtube yang memang khusus edukasi anak, saya save offline di smartphone. Jadi masih bisa memutar walaupun mobile data mati, hemat kuota! Sejauh ini sudah ada 52 video yang saya save offline. Saat smartphone saya dipegang Abangzam dan Si adiknya, saya hanya membukakan video offlinenya. 

open offline video 1 : terputar ... belum lima menit.. "Ganti Bunda,,. Ganti!!"
open offline video II : terputar... baru semenit, "Gantiiiiiii..."
open offline video III : terputar... "Gantiiiii, teja' ini... gantiiiiii"
Kembali tantrum! Begitu terus sampai video ke 20an baru dia tenang, itu pun videonya tidak semua selesai dia nonton. Jadilah offline video yang terkumpul itu tidak efisien lagi. Mobile data harus on, dan dia bisa ganti sendiri kalau youtubenya online LOL!! 

Kenapa Duozam bisa lengket sama gadget ?

Awalnya memang karena orangtuanya yang suka gadget-an, bukan karena sengaja ya karena memang gadget itu berfungsi di tangan orangtuanya. Saya mengaku tidak bisa lepas juga dari yang namanya gadget, karena ada tanggung jawab yang saya pegang juga dalam gadget itu. Selain itu juga karena gadget adalah piranti yang berkaitan dengan perkembangan teknologi masa kini. Saya juga kan butuh upgrade wawasan dan pengetahuan yang memang lebih banyak saya dapat dari hasil interaksi sosial lewat smartphone. Jelas lah, pemandangan saat saya pegang smartphone tak bisa luput dari Duozam ku. Jaman sekarang lah ya siapa sih yang ga pegang gadget. 

Jadi suatu waktu, Abangzam nangis tiada henti, adiknya pun begitu, tak tau alasannya kenapa bisa rewelnya minta ampun. Segala macam cara, digendong, susu, makanan, cemilan, masih juga rewel. Akhirnya saya memutarkan video yang lucu-lucu yang nyanyi-nyanyi Alif ba ta sha di youtube. Mereka berdua langsung diam, senang, dan bahkan akhirnya tertidur. WHY NOT?! kan? Daripada anak rewel terus nangis terus tak tau penyebabnya apa, dan dia langsung diam ketika nonton video toys review, thomas, finger song's, islamic song, dan lain sebagainya. 

Mommy-mommy sekalian sebenarnya gak perlu cemas kalau ada anaknya suka bermain gadget. Menurut sebagian banyak pakar parenting, asalkan, kita bisa terapkan aturan sejak dini dan perlakukan gadget  hanya sebagai alternatif sarana pembelajaran yang berbeda

Tau gak, sekarang Abangzam jadi tau huruf hijaiyyah dari "Alif" sampai "Ya" dilantunkan sesuai dengan irama yang ada di lagu youtube  itu. Mulai mengerti kalau di dunia ini ada yang namanya bahasa Arab (mengaji), Bahasa Inggris (Teletubbies) dan Bahasa Rusia (Masha & The Bear). Abangzam juga belajar Menghitung urutan angka sudah sampai belasan, "sembilan belas", kalau ada lagu dia ngikutin rima belakangnya, "Ya Habibi Ya Mustafa..." Lagu "Muhammadku" dan banyak lagi.

Saya pernah baca di sebuah Tabloid, Ada seorang psikolog anak, Jovita Maria Ferliana, M.Psi., Menurut beliau, kalau dilihat dari tahapan perkembangan dan usia anak, pengenalan dan penggunaan gadget bisa dibagi ke beberapa tahap usia. 
  • Untuk anak usia di bawah 5 tahun, Pemberian gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara,”. Artinya, jangan terlalu banyak memberikan kesempatan bermain gadget pada anak di bawah 5 tahun. Terlebih di usia ini, yang utama bukan gadget -nya, tapi fungsi orangtua. Pasalnya gadget hanya sebagai salah satu sarana untuk mengedukasi anak.

Untuk soal pemberian gadget, Abangzam akan mengingat gadget kalau memang dia melihat saya. HAHAHA! kalau sama Neneknya, dia lupa akan gadget, dan asyik bermain di luar sama sepupu-sepupunya. 

Saya juga biasa membaca-baca artikel parenting tentang anak dan gadget ini, dulu juga pernah ikut seminar Tika Bisono, baca : tentang menghadapi anak di era digital. Dan dari situ ada satu tinjauan dari sisi neurofisiologis, otak anak berusia di bawah 5 tahun masih dalam taraf perkembangan. Perkembangan otak anak akan lebih optimal jika anak diberi rangsangan sensorik secara langsung. Misalnya, meraba benda, mendengar suara, berinteraksi dengan orang, dan sebagainya. Jadi menurutku Abangzam ini belum sampai ke tahap "candu" akan gadget. 

Pada saat bermain gadget, anak akan merasakan kesenangan, sehingga memicu meningkatnya hormon endorfin. Nah, kecanduan berhubungan dengan ini jika dilakukan dalam jangka waktu lama dan kontinyu. Akibatnya, ke depannya, anak akan mencari kesenangan dengan jalan bermain gadget, karena memang sudah terpola sejak awal perkembangannya. Saya dan Mommy-mommy yang lain pasti tidak menginginkan hal itu terjadi bukan? Tapi bagaimana ya kalau sebenarnya ada kondisi saat kita harus menyelesaikan suatu pekerjaan dan anak kita hanya bisa diam pada saat bermain gadget, kita yang sedang kerja sesuatu tidak diganggu sama anak, itu kan termasuk golden moment juga ya buat Mommy-mommy yang anaknya sedang berada di usia aktif-aktifnya. Huhu

Solusi saya ya tak lain dan tak bukan adalah dengan membawa Duozam ke rumah neneknya, karena di sana Duozam mainnya memang lebih ke arah sensor-motorik. Yaitu, bebas bergerak, berlari, meraih sesuatu, merasakan kasar-halus, sama sepupu bercerita dan lain sebagainya. Memang di gadget juga ada pengenalan warna atau games di mana orang melompat. Namun, kemampuan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan objek nyata di dunia luar tidak diperoleh anak. Tentu beda fungsi melompat dengan memencet tombol dengan anak sendiri yang melompat, kan? :D sama Nenek, aman dari Gadget. 
Saat Anak Atau Adikmu Main iPad, Anak-Anak Bos Google dan Apple Asyik Main Tanah di Sekolah. Ketika sekolah-sekolah lain memasukkan komputer dalam kurikulum dan berlomba membangun sekolah digital, Waldorf School of the Peninsula justru melakukan sebaliknya. Sekolah ini dengan sengaja menjauhkan anak-anak dari perangkat komputer.
Semua Mommy pasti tidak asing lagi kan ya dengan paragraph di atas? Saya juga ingin sekali anak tumbuh dengan hal-hal yang baik di dekatnya, dan tentunya positif untuk perkembangannya ke depan, sebab mereka adalah investasi kita. Tapi saya bisa apa ? Setiap orang menggunakan gadget dengan teknologi yang modern. Anak-anak kini telah menjadi konsumen aktif dimana banyak produk-produk elektronik dan gadget yang menjadikan anak-anak sebagai target pasar mereka.

Saya cuma Ibu muda yang pengetahuannya masih minim, tapi tentunya saya berusaha keras juga untuk tetap komunikatif dengan anak-anak saat mereka bermain gadget. Cuma satu penyesalan saya, saya terbiasa menggertak Duozam kalau mereka sudah mulai tantrum karena bosan dengan channel offline yang saya save-kan di youtube account saya. Semoga saya bisa lebih sabar lagi dan tidak lagi menggertak anak. Saya sayang mereka dengan cara-caraku yang mungkin di mata oranglain itu salah, atau gimana... Toh seberapa pun banyak teori yang kita "makan" sampai membuat "kenyang", tetaplah aksi nyata yang akan menjadikan kita terus berproses untuk belajar. Semoga kelak, andai diberikan pilihan, Anak-anak saya tetap akan memilih saya sebagai Ibunya. ^_^
21 comments on "Duozam dan Gadget"
  1. sama kayak adek ku yang masih SD kelas tiga,susah sekalimi di jauhkan dari smartphone,dia sih main game,padahal belum mengerti juga.
    jadi biasanya saya akali dengan ajak naik sepeda atau main layangan,hehehehe
    biar tetap seimbang

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya untuk sementara ini duozam seimbangji, karena di neneknya amanji dari gadget,.. tapi mauka juga kalau saat sama saya mereka no gadget juga HAHAHAHA

      Delete
  2. Hello maak..Di Greenland, tempat saya tinggal dulu, malah anak SD dibagiin Ipad gratis loh, tapi buat sarana belajar..Seperti ya mak bahas diatas, jangan takut beri gadget pada anak, asal selalu pada kontrolnya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. WAHHHH enak banged ya pakai ipad gratis
      mamanya bisa hemat anggaran yaa hehehehe
      betul Mak, kontrol dan waskat ^^

      Delete
  3. saya baca di dashboard kalau postingan ini one hour ago loh kak, wah mamak satu ini produktif sekali..

    ReplyDelete
    Replies
    1. oiiyyaaa ten hahah biasa mama2 free time kalau anak2nya pada bobomi hahahwkwk dan blom ngantuk jadinya curhat di blog wkwk

      Delete
  4. Anak2 sy juga bisa dikatakan sdh tak bs lepas dr gadget hihihik.... kadang mereka nyari soal2 matematika dr gadget. Atau mencari surat2 pendek dan doa2 harian. Ya mosok yg begitu mau saya larang..? Yg penting saat meteka pake gadget selalu dlm pengawasan aja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu mak asalkan mereka dapat manfaat edukasi di dalam situ.. orangtua yg harus kontrol yaa, makasih mak

      Delete
  5. Faizah juga sudah mulai menjalin kedekatan dengan gadget tapi Alhamdulillah dia masih senang gerak ke sana-ke mari dibanding duduk diam nonton youtube, hihii...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak duozam kalau di neneknya dia ndak diam memang hahaha

      Delete
  6. gemesnya anak bunda ini, kita doakan jadi anak yang berguna bagi nusa bangsa ya nak :)

    ReplyDelete
  7. Dilema semua ibu2 'tdk sempurna' hahha. Mau gmn lagi dong. Kl alji skr lg hobi main komputer n gambar2 disana. Sibuk tongki mau pake laptop kl liat saya pake laptop jg 😓😓

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul kak ,, dilema banget hihii iya kalo kita buka kompi / laptop sibuk2 mau pake juga ahahaha wlopun cuma mau liat video2 anak2 nyanyi2

      Delete
  8. Kalo adek saya Alhamdulillah walaupun megang gadget tapi insya Allah yang dilihat atau dimainin bermanfaat mbak, seperti vidio2 ngaji, perhitungan, bahasa, dan lain2 yang bermanfaat buat pertumbuhan anak.. walaupun harus di kontrol juga sih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul , rata2 mmg edukasi banyak disitu.. diawasi penggunaannya tidak lebih banyak drpd main alam nya hehe

      Delete
  9. Saya juga masih harus berlatih sabar, Qiah.

    Semoga kita sama2 bisa semakin sabar yaa
    Aamiin.

    ReplyDelete
  10. Iya mba, memang penggunaan gadget untuk anak harus seimbang. Supaya perkembangan otaknya bisa optimal.

    ReplyDelete

Auto Post Signature