Yang Melelahkan

21 March 2011
Orang itu masih duduk di tempat yang sama, duduk di taman rumput pinggir jalan, memakai topi, dan tidak melakukan apapun kecuali sekedar duduk-duduk saja. Begitulah yang kulihat ketika berangkat PLP ke pengadilan di pagi hari, demikian pula yang kulihat ketika pulang di sore hari. Orang itu masih duduk di tempat sama, dan tidak melakukan apa-apa .

Kemudian terpikir dalam benak ini, apakah saya lebih capek hari itu dibandingkan dia? Rasanya tidak juga. Sepertinya dia juga mengalami kelelahan, mungkin kelelahan mental. Tampaknya duduk bengong seharian akan sama capeknya dengan berkegiatan seharian.

Yang saya rasakan kalau hari libur misalnya, tidur melulu sepanjang hari, lalu berusaha tidak melakukan apapun, hanya nonton TV misalnya, betul-betul keiatan yang membosankan dan melelahkan pikiran. Rasanya diri ini tak berharga, tak menghasilkan apa-apa, dan hanya membuang waktu seharian (sementara umur kita makin pendek). Useless.
Perasaan tak berharga itu sungguh melelahkan .


Jadi saya tahu bahwa nganggur alias ga ngapa-ngapain itu tidak enak, membosankan, melelahkan. Sama capeknya dengan orang bekerja. Karena itu bila Anda sekarang memiliki pekerjaan, bercapek-capek pergi dari rumah ke kantor, kena macet, berimpitan di angkot maupun bis umum, terpaksa lari menghindari hujan maupun berkeringat di terik matahari, dan masih ditambah menghadapi bos yang kurang menyenangkan, maka BERGEMBIRALAH bahwa Anda punya pekerjaan dan tidak nganggur. Nganggur itu tidak enak.

Saya terkadang bilang ke teman, saudara saya, “Tahu tidak bahwa kuliah itu berat, namun tidak kuliah itu lebih berat!” Ya, nganggur, apalagi dengan ketidakpastian dan kecilnya peluang masa depan, merupakan kegiatan yang berat, lebih berat daripada mengerjakan tugas kuliah dan ujian.

Nganggur dan bekerja itu sama capeknya.


saya termasuk orang yang sangat percaya bahwa setiap kita bisa mengubah dunia. Setiap kita bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada di muka bumi ini. Bahwa kita bisa menciptakan perubahan di dunia ini, dengan tangan kita sendiri.

saya percaya bahwa masalah-masalah hanya bisa selesai, perubahan itu hanya bisa terjadi, kalau kita punya kesadaran, kepedulian, dan inisiatif untuk bergerak sendiri. Bukan diselesaikan oleh orang lain. Bukan diciptakan oleh orang lain.

Selama ini kita selalu teriak-teriak dan mengeluh atas kondisi tidak baik yang menimpa kita. Kita bilang pemerintahnya nggak becus ngurus negara lah. Kalo di jalan raya, kita mengeluhkan macet lah. Kita pusing dengan internet yang isinya pornografi, dan televisi dengan acara-acara ga penting. Kita benci koruptor-koruptor dan para mafia itu. Pokoknya pusing karena banyaaaak sekali masalah di depan mata kita.

Tapisaya percaya kita bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Nggak usah nunggu pemerintah, ga usah nunggu stasiun tivi, nggak usah nunggu polisi, nggak usah nunggu orang lain menyelesaikan masalah kita dan menciptakan perubahan. Kita sendiri, pasti bisa melakukannya. Kita pasti bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan menciptakan perubahan. Menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

saya terinspirasi oleh kakak angkat saya (Dhim Dirham) yang sering mengatakan, “Ada 2 jenis pemuda di dunia. Mereka yang menuntut perubahan, dan menciptakan perubahan”
(dari sini). Dia benar dalam hal ini.. Sejak saat itu saya merapat ke barisan pemuda-pemuda yang menciptakan perubahan.

kalau kamu ???
Post Comment
Post a Comment

Auto Post Signature